Buku ini merupakan gambaran tradisi dan pemaknaan kematian pada orang Jepang. Secara spesifik, buku ini bermaksud menelaah kebudayaan Jepang melalui tradisi upacara pemakaman yang ditawarkan dan diselenggarakan oleh perusahaan jasa pemakaman yang disebut dengan sougisha. Sebagaimana dipahami bersama, Jepang memiliki angka penduduk lansia yang demikian tinggi.
Maka, persoalan kematian hingga upacara pemakaman menjadi hal yang unik. Bahkan, jasa layanan kematian menjadi bisnis yang semakin diminati, lebih-lebih bagi lansia sebatang kara atau keluarga dengan status sosial tinggi. Buku ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kajian atas penggunaan variasi bahasa iklan dalam bahasa Jepang yang digunakan oleh sougisha di kota Osaka dan Tokyo.
Secara praktis, buku ini diharapkan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang
adanya perbedaan konsep pemakaman dari satu kebudayaan ke kebudayaan yang lain. Secara fokus, buku ini memotret penggunaan ragam bahasa dalam iklan osoushiki di Jepang dengan pendekatan semiotik yang digambarkan pada struktur iklan, struktur gramatikal, dan unsur leksikal. Ketiga unsur-unsur tersebut berupa bahasa sebagai tanda untuk menyampaikan pesan kepada khalayak tentang layanan pemakaman yang disediakan oleh perusahaan.
Bahasa sebagai sistem tanda adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menelusuri budaya Jepang melalui tradisi upacara pemakaman.
Fenomena iklan layanan jasa kematian dalam budaya Jepang merefleksikan makna baru mengenai kematian dan penghormatan
terhadap keluarga yang meninggal. Selanjutnya, buku ini menyajikan khazanah makna kematian dalam budaya Jepang hingga tradisi
orang Jepang yang modern namun tetap berpegang kuat pada tradisi.
Judul Buku: PANFURETTO OSOUSHIKI
(Refleksi Makna Upacara Pemakaman pada Kebudayaan Jepang)
ISBN: —–
Penulis: Dr. Tetet Sulastri, M.Si.
Tebal Halaman: x + 169 halaman
Ukuran Buku: 14,5 x 23 cm
Kertas: Bookpaper
Penerbit: Merah Putih